Materi Ajar Pendapatan Nasional

Juli 09, 2020

Pendapatan Nasional adalah jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan uang. Konsep dan perhitungan pendapatan nasional akan diuraikan sebagai berikut:

A. Konsep-konsep Pendapatan Nasional 

1.   Produk Domestik Bruto (GDP)
      Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah barangdan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam batas wilayah suatu negara selama satu tahun. Perhitungan GDP ini termasuk barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan atau orang asing yang beoperasi diwilayah negara yang bersangkutan. Komposisi PDB terdiri atas
1) Sektor primer (pertanian, perikanan, dan pertambangan)
2) Sektor sekunder (manufaktur, listrik, gas, air, dan konstruksi)
3) Sektor tersier (perdagangan, perbankan, dan Jasa)
       Sebenarnya, perhitungan pendapatan nasional yang menghasilkan besarnya produk produk domestic bruto (PDB) adalah menghitung pendapatan nasional menggunakan konsep kewilayahan. Konsep kewilayahan dilakukan dengan cara menghitung jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh penduduk yang ada di wilayah tersebut. Baik kegiatan produksi oleh warga negara sendiri maupun warga negara asing.
       Produk domestik regional bruto (PDRB) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di wilayah tertentu, yaitu daerah provinsi atau daerah kabupaten/kota selama satu tahun, baik kegiatan produksi oleh warga Negara sendiri maupun warga Negara asing.
      Laju pertumbuhan PDRB merupakan cerminan kemampuan suatu daerah dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Salah satu indicator yang dipergunakan dengan mengacu hasil analisis pendapatan daerah sehingga PDRB dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
2.   Produk Nasional Bruto (GNP)
      Produk Nasional Bruto (Gross National Product) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara selama satu tahun. Nilai GNP termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi unit usaha luar negeri yang beroperasi di negara tersebut. 


        Produk netto terhadap luar negeri dihitung berdasarkan hasil faktor produksi milik domestik yang ada di luar negeri dikurangi hasil output faktor produksi milik luar negeri yang ada di dalam negeri.
   Salah satu hal yang membedakan PDB dengan PNB adalah pendapatan neto terhadap luar negeri dari factor produksi (net factors income from abroad). Variabel ini menunjukkan besarnya pendapatan yang diperoleh dari factor produksi yang ada di luar negeri dikurangi pendapatan yang diperoleh dari factor produksi yang berasal dari luar negeri di dalam negeri.

3.   Produk Nasional Netto (NNP)
       Produk Nasional Netto (Net National Product) adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun setelah dikurangi penyusutan barang modal (depresiasi) 
                        
                 

4.   Pendapatan Nasional Netto (NNI)
       Pendapatan Nasional Netto ( Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurangi pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan dan pajak hadiah.

                  
5.   Pendapatan perseorangan (PI)
      PendapaAtan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah seluruh pendapatan yang diteriman perseorangan sebagai balas jasa dalam proses produksi. Dari seluruh pendapatan nasional yang ada tidak sepenuhnya menjadi milik perseorangan karena sebagai merupakan hak dari perusahaan seperti laba ditahan, penerimaan bukan balas jasa, pembayaran asuransi sosial, dan pendapatan buga perseorangan dari pemerintah dan konsumen.

                        
  
            
6.   Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan (DI)
      Pendapatan yang siap dibelanjakan ( Disposable Income) adalah pendapatan yang siap dimanfaatkan untuk membeli barang dan jasa konsumsi. Kelebihan pendapatan yang digunakan untuk konsumsi akan digunakan sebagai tabungan dan disalurkan menjadi investasi. Disposable income berasal dari PI dikurangi pajak langsung.

                 

7.   Pendapatan Nasional Harga berlaku
      Pendapatan nasional juga dapat dihitung berdasarkan harga berlaku. Pendapatan nasional dengan harga berlaku (harga nominal) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu tahun dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut.

8.   Pendapatan Nasional harga konstan
       Pendapatan nasional harga konstan (harga riil) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun yang sudah dibandingkan dengan harga berlaku terhadap tahun dasar. Jika ingin menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat menggunakan perhitungan pendapatan nasional dengan harga konstan. Hal tersebut karena perhitungan pendapatan nasional harga konstan lebih mencerminkan kenaikan produksi yang lebih nyata.



B. Perhitungan Pendapatan Nasional

        Pendapatan nasional dapat dihitung berdasarkan tiga cara  atau pendekatan.
1. Pendekatan Produksi
        Berdasarkan pendekatan atau metode produksi, pendapatan nasional adalah hasil dari barang dan jasa yang diproduksi suatu negara dalam satu periode tertentu, misalnya satu tahun. Metode ini menghitung pendapatan nasional dengan menjumlahkan setiap nilai tambah (value added) dari setiap produksi masyarakat dari berbagai lapangan usaha dalam kurun waktu satu tahun. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi banyak digunakan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia ada sembilan lapangan usaha yang mempengaruhi pendapatan nasional menurut pendekatan produksi. Sembilan lapangan usaha tersebut adalah:
1. Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan.
2. Pertambangan dan penggalian
3. Industri pengolahan
4. Listrik, gas dan air minum
5. Bangunan 
6. Perdagangan, hotel dan restoran
7. Pengangkutan dan komunikasi
8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
9. Jasa-jasa 
Penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi dapat kita lihat dari contoh berikut. Bila seorang petani mampu menghasilkan gandum yang dijual seharga Rp 50,00 dan menjualnya setelah diproses menjadi tepung terigu seharga Rp 75,00, kemudian tepung terigu tersebut dibeli oleh perusahaan roti dan dibuat sepotong roti yang harganya Rp 100,00 maka nilai tambah  dari sektor produksi gandum adalah sebagai berikut:
1. Petani mendapatkan nilai tambah Rp 50,00 karena tidak mengeluarkan biaya
2. Pengusaha yang memproses gandum menjadi tepung terigu mendapat nilai tambah
                  Rp25,00 yaitu Rp 75,00 – Rp 50,00 = Rp 25,00
3. Pengusaha roti mendapat nilai tambah Rp 25 yaitu Rp 100,00 – Rp 75,00 = Rp 25,00
        Jadi berdasarkan pendekatan produksi basarnya pendapatan nasional adalah Rp 50,00          +  Rp 25,00 + Rp 25,00 = Rp 100,00

2.   Pendekatan Pendapatan
Menurut pendekatan pendekatan, pendapatan nasional adalah seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang disumbangkan kepada rumah tangga perusahaan. Faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu tenaga kerja, alam yang berupa tanah, modal dan kewirausahaan. Apabila faktor-faktor produksi tersebut digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan pendapatan atau balas jasa sebagai berikut
1. Gaji atau upah (w), merupakan balas jasa atas penggunaan tenaga kerja
2. Sewa (r) adalah balas jasa atas penggunaan faktor produksi tanah,
3. Bunga (i) sebagai balas jasa atas pemanfaatan modal
4. Laba atau keuntungan (π), merupakan balas jasa atas kewirausahaan.
Pendapatan nasional berdasarkan pendekatan penerimaan merupakan hasil dari penjumlahan sewa, upah, bunga, dan laba perusahaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi selama satu tahun. Hasil penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan penerimaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

              
Contoh penghitungan:
Seorang petani gandum menerima upah sebesar Rp 50,00, pengusaha tepung terigu akan mendapat laba sebesar Rp 25,00 jika ia menggunakan mesin sendiri, tetapi bila menyewa mesin Rp 10,00 maka ia hanya mendapat laba sebesar Rp 15,00Rp 10,00 diterima pemilik mesin sebagai sewa, jika ia meminjam modal dari bank dan harus membayar bunga nRp 5,00 labanya akan turun lagi menjadi sebesar Rp 10,00, bila semua dijumlahkan maka Pendapatan Nasional dengan pendekatan penerimaan hasilnya adalah:
Rp 50,00 + Rp 10,00 + Rp 5,00  + 10,00 + 25,00 = Rp 100,00

3.   Pendekatan Pengeluaran
Menurut pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam satu negara selama satu tahun. Perhitungan dengan metode ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku ekonomi suatu negara yaitu rumah tangga konsumsi (C), rumah tangga pemerintah (G), pengeluaran investasi (I), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi nilai impor (X-M) sehingga perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dapat dihitung dengan rumus:
 
               

C.   Manfaat penghitungan Pendapatan Nasional

          Pendapatan nasional perlu dihitung untuk berbagi maksud dan tujuan seperti berikut:
1.   Mengukur Tingkat Kemakmuran
Menghitung pendapatan nasional suatu negara sama halnya dengan mengukur tingkat kemakmuran suatu negara karena dalam perhitungan pendapatan nasional akan dihitung semua sumber yang mendatangkan hasil, baik barang maupun jasa selama satu tahun. Semakin tinggi nilai pendapatan nasional semakin tinggi tingkat kemakmuran negara demikian pula sebaliknya.

2.   Mengetahui Struktur Perekonomian 
Dengan penghitungan pendapatan nasional dapat diketahui golongan perekonomian suatu negara yaitu agraris atau industri. Selanjutnya dapat diteliti susunan sektor-sektor lapangan usaha perekonomiannya. Jika pendapatan nasional lebih dominan berasal dari sektor agraris berarti struktur perekonomian agraris, jika lebih dominan sektor industri, berarti struktur perekonomiannya industri.

3.   Mengetahui Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Penghitungan pendapatan nasional dilakukan setiap tahun sehingga dapat diadakan perbandingan dari tahun ke tahun dengan demikian dapat diketahui kenaikan atau penurunan pendapatan yang dikaitkan dengan jumlah penduduk. Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat penting artinya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Negara yang bersangskutan.

4.   Mengetahui Perbandingan Kemajuan Perekonomian Antar Daerah dan Antar Negara
Selain pendapatan nasional dapat pula dihitung pendapatan privinsi yang biasa disebut dengan pendapatan regional. Dengan penghitungan tersebut dapat pula diketahui struktur perekonomian tiap daerah dan dapat dibandingkan dengan daerah lainnya, sedangkan untuk pendapatan nasional dapat digunakan untuk membandingkan pendapatan suatu negara dengan negara lain.

5.   Dasar Pertimbangan dalam Pengambilan Kebijakan Ekonomi.
Jika dikehendaki pertumbuhan pendapatan nasional dengan tingkat tertentu, tingkat pertumbuhan harus dialokasikan pada sektor-sektor usaha yang merupakan komponen dari pendapatan nasional itu sendiri sehingga kegiatan tiap sektor menjadi terarah dan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
 
6.   Pedoman pelaksanaan Pembangunan
Untuk mempertahankan, meningkatkan, memperluas, dan memperdalam pembangunan yang telah dilaksanakan, perlu diperhatikan pos-pos pendapatan nasional yang telah lalu. Hal ini dimaksudkan agar pembangunan yang akan dilaksanakan selalu berkesinambungan.

D. Pendapatan Perkapita
a.   Pengertian pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu Negara. Variabel yang digunakan untuk menghitung pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dan jumlah penduduk. Secara matematis, rumus perhitungan pendapatan per kapita adalah:
        
b.   Kegunaan Perhitungan Pendapatan per Kapita
 
Sebagai indikator ekonomi yang mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu Negara, pendapatan per kapita dihitung secara berkala (periodik), biasanya satu tahun. Manfaat dari penghitungan pendapatan per kapita antara lain adalah sebagai berikut.
1. Untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu Negara dari
        tahun ke tahun.
2. Sebagai data perbandingan tingkat kesejahteraan suatu Negara dengan Negara lain
3. Sebagai perbandingan tingkat standard hidup suatu Negara dengan Negara lainnya
4. Sebagai data untuk mengambil kebijakan di bidang ekonomi

c.   Hubungan Pendapatan Nasional, Penduduk, dan Pendapatan per Kapita
 
Jika pendapatan nasional sebuah Negara tinggi, tetapi jumlah juga besar, maka pendapatan per kapitanya akan rendah. Sebaliknya, walaupun pendapatan nasional rendah, tetapi jumlah penduduk kecil, pendapatan per kapitanya mungkin tinggi. Jadi tinggi rendahnya pendapatan perkapita diperngaruhi oleh jumlah pendapatan nasional dan jumlah penduduk. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa besarnya jumlah pendapatan nasional, jumlah penduduk dan pendapatan per kapita adalah tiga aspek yang saling berhubungan.

d.   Perbandingan Pendapatan per Kapita
 
Menurut Bank Dunia tahun 2003, negara-negara di dunia ini dibagi atas empat kelompok, yaitu sebagai berikut.
1. Kelompok negara berpendapatan rendah (low income economies). Termasuk dalam 
        kelompok ini adalah negara yang memiliki pendapatan per kapita ≤ $675
2. Kelompok negara yang brrpendapatan menengah bawah (lower middle income
        economies). Termasuk dalam kelompok ini adalah negara-negara yang memiliki
        pendapatan per kapita antara $675 - $2.695
3. Kelompok negara yang berpendapatan menengah tinggi (upper middle economies).
                            Termasuk dalam kelompok ini adalah negara-negara yang memiliki pendapatan per
                             kapita antara $2.696 - $8.335.
4.     Kelompok negara yang berpendapatan tinggi (high income economies). Termasuk
        dalam kelompok ini adalah Negara-negara yang memiliki pendapatan per kapita ≥
        $8.356.

                                                                    

 





First
0 Komentar